Pages

Assalamu'alaikum, Ahlan Wa Sahlan

Selamat datang di blogQ y, semoga menjadi sarana silaturahim dan saling sapa diantara kita.

SalamKenal

Kamis, 17 Februari 2011

Pria Sejati


PRIA SEJATI
Pria yang baik adalah pria yang penyayang lagi penuh perhatian. Mereka melihat istrinya sebagai bunga mawar yang harum kala dicium, melihat istrinya sebagai kekasi hati, teman hidup dikala sedih dan bahagia. Dan dicintai sepanjang masa, sebagai kebaran jiwa dan saudara kandung hati. Iya juga melihat istrinya sebagai cahaya yang menerangi penglihatan dan pendengarannya, juga melihat istrinya laksana purnama indah yang benar sempurna dan mata air yang mengalir jernih.
Pria yang baik itu adalah yang memperlakukan istrinya lebih lembut dari angin sepoi-sepoi, lebih setia daripada teman dekat serta menganggap istrinya seperti mata air cinta dan lautan rasa nyaman juga menjadikan istrinya sebagai pujaan zaman dan pantai ketenangan. Menganggapnya seperti kain yang membalut jiwanya yang terkoyak dan obat hati yang terluka serta menganggapnya sebagai lambang kesetiaan, hamparan yang selalu memberikan dan sungai kerjernian. Pria itu melihatnya seperti ratu kecantikan,wanita yang begitu menggoda dan kebaikan yang melampaui khayalan dan menggapnya kesungguhan yang tak mengalami kejenuhan dan cinta yang tiada mengenal batas.

*DariBerbagaiSumber*

Selasa, 15 Februari 2011

BUMI MENGADU

BUMI MENGADU

Langkahkan kaki menginjak bumi
Bumi menjerit lalu merintih
Tersayat sakit pilu dan pedih
Memohon kaki angkat kembali

Bumi mengadu pada sanga penguasa
Dimana tempat ilmu berada?
Agar bumi tak lagi ditindas
Menahan akal yang terus dirampas

Penguasa malah bercerita indahnya dunia
Pergi mengembara ke Cina dan Amerika
Membawa hati rakyat yang menderita
Tuk memenuhi kebutuhan jiwa dan rasa

Kini bumi meratap sedih
Mengharap aksi pejuang sejati
Meneriakkan hati yang perih
Bersorak tuk juangkan hak bumi

Wahai sang penguasa Negara!
Mengapa kau genggam kecintaan rakyat pada senja?
Mengapa kau biarkan debu mengotori udara?
Mengapa akal dunia kau hempaskan bersama materi belaka?
Dan mengapa pikiranmu harus dikorbankan dengan selera?

Bukankah engkau pemilik cinta?
Yang punya hati dan juga rasa?
Tak kah kau anggap bumi itu akal dunia?
Yang dapat terbang menghantar Negara keliling dunia?

Kini bumi tersenyum iba
Mengharap kasih dari sang penguasa.